Rabu, 20 Januari 2016


                                             CERITA CINTA YANG BERUJUNG TERAGIS



Perkenalkan dulu, kenalkan Shinta temen sebangku Ayu mereka bersekolah di SMA Harapan Jaya Jakarta Selatan kelas XI-IPA/3, dan temennya atau cowok yang Ayu yaitu Tian yang bersekolah di SMA yang berlainan dengannya yaitu siswa SMA Daya Bakti 3 Jakarta Selatan kelas XII-IPA/2.
Pada suatu hari shinta punya temen sebut saja namanya Ayu, dia ngefans banget sama seseorang yang bernama Tian. Awal mulanya Tian minta tolong padanya untuk cariin dia cewek. Shinta pun berpikir “Siapakah ya yang akan gue jodohin sama Tian?” ujarnya dalam hati kebingungan. Akhirnya ia punya ide siapakah yang akan dia sasarin, yaitu Ayu. “Oh ya… Apa Ayu aja yang gue incar, hahah incar katanya” ujarnya meriang.
Keeseokan harinya, ia bercerita pada Ayu tentang bahwa Tian minta tolong padanya untuk cariin dia cewek “Eh Yu, gue punya cerita nih!! Mau kaga?” cetusnya sambil membuat kaget ayu dari belakang. “Nggak ah gue malas yang mau denger cerita lo!” cueknya. “Ya udah deh, kalau emang nggak mau denger cerita tentang Tian…” ujar shinta sambil meninggalkan Ayu. “Eh tunggu dulu… Tentang Tian wahh apa ayo gue pengen tau!” potongnya pada saat shinta bicara. Akhirnya sok cuek Ayu pun berakhir dengan ucapan Shinta dengan menyebut nama cowok yang dia idamkan selama ini, yaitu Tian. “Gini lho, tadi malam tuh Tian BBMan sama gue dan tiba-tiba dia bilang gini “Eh Shin, gue lagi jomblo nih, bantuin gue dong cariin cewek yang baik deh” kan gue balas “Urusan gue apa?” hahah dan dia pun jawab lagi “Kan gue cuma minta tolong kek untuk cariin cewek, pelit amat sih lo” itu sih katanya, kamu mau ya kenalan dulu deh!”
Beberapa saat sebelum dijawab oleh Ayu, bel berbunyi pun bertanda masuk kelas. Shinta pun menyiapkan dan memimpin kelasnya kebetulan juga ia adalah Ketua Kelas. Setelah ia menyiapkan pasukannya, ia pun juga masuk ke dalam kelas, dan untuk menenangkan kelasnya yang ramai, setelah semuanya lumayan nggak ramai, ia pun bertanya kembali pada Ayu “Gimana Yu, mau nggak? mau ya! Lo kan juga suka tuh sama orang itu!” dengan kata yang mengejek. “Gue nggak SUKA, gue cuma sekedar ngefans berat sama orang itu” cetusnya judes. “Sihh, jujur aja kali, setiap lo bicarain Tian, muka lo dan mata lo saat cerita berbeda banget, seperti ada perasaan yang mendalam banget sama orang itu.” ngejeknya kembali pada Ayu. Teng… teng.. teng… Ayu pun tidak berkata-kata entah apa yang dia pikirkan. Tiba-tiba guru datang ternyata mereka baru inget kalau sekarang pelajaran guru killer yaitu guru Matematikanya sebut aja namanya Pak Dofi. Pak Dofi adalah guru yang paling kiler di sekolah ini. Shinta pun lupa untuk memanggil pak killer di ruang guru. Tapi hari ini Shinta pun bingung kenapa pak killer kok tidak memarahinya.
KBMpun berjalan dengan lancar, dan akhirnya tidak kerasa terdengar bel berbunyi yang bertanda waktu istirahat tiba. “Eh Shin, eeemmm, ee ya deh gu…gue mau, tapi sahabat dulu ya! Jangan langsung tembak, gue kan jadinya nggak enak” ucap Ayu grogi. “Ya nggak lha, dia kan juga ingin kenal lho deket, nggak langsung nyosor tembak segala emang dia cowok apaan” cetusnya sambil memukul pundak Ayu. “Oke deh nih nomer tuh orang, ciyyeee” sambil memberi selembar kertas padanya.
Berjalan selangnya waktu, dan entah kenapa keesokan harinya Ayu pun kelihatan sumringah banget kaga kayak biasanya. Shinta pun bertanya pada Ayu “Eh Yu, kenapa lo berbunga-bunga gitu? Ayo ada apa ini!” ucapnya dengan penasaran. “Cerita nggak ya! Gue mau ahh,” ucapnya dengan senyum-senyum. “Ih ngggak usah malu-malu gitu kali sama gue, woles aja sama gue, bisa jaga rahasia nih!” Ucapnya dengan santai. “Emmm, gi… gini… gu.. gue sudah SMS ke Tian, dan akhirnya di balas juga, ternyata apa katanya tetangga gue Tian itu juga suka sama gue lama! Masak lo nggak tau?” ucapnya senang dan heran. “Heheh gue selidiki dulu ya beib Yu,, mmmuuaacchhh” ujarnya selidik.
Sepulangnya sekolah, Shinta pun ke sekolah Tian sambil menunggunya “Mana tuh orang lama banget keluarnya dari sekolah, lelet banget kayak penganten aja nih anak”. Beberapa menit kemudian “Eh An, cepetan dong, lelet banget lo kayak semut, badan lo yang kekar bak pemain basket ini lelet banget ketua tim lagi, SEMANGAT dong broww!!!” ucap Shinta dengan semangatnya. “Eh gue mau tanya nih, lo suka ya sama Ayu, gue juga denger sih dari anak-anak kalau lo suka juga sama Ayu, kalau lo lewat sekolah gue, lo pasti tanyain Ayu bukan gue yang nyata sahabat lo dari masa semut!” ucapnya sambil memandang pasti Tian. “Ha semut? Kecil kali, Shin…!” ucap Tian. “Ya udah sama aja! Jujur deh sama gue, lo kan nyuruh gue emang untuk kenalan sama Ayu. Kan gue udah pernah kenalin lo sama Ayu!” ucapnya Shinta Kembali. Dan ia pun menanyakan dengan serius sambil menatap mata Tian “An, kalau lo emang suka sama Ayu ya sana terus terang saja, gue dukung sahabat gue kok… Ayo semangat sahabat gue yang lelet, weekkk” sambil menjulurkan lidah padanya. “Emm, ya sih gue dari dulu udah suka sama Ayu, tapi gimana Shin, apakah Ayu juga suka sama gue!!” seriusnya. “Eh dia juga suka banget sama lo, setiap lo tanding, dia selalu lihat. Dan satu lagi dia selalu lihat informasi di twiiter lo, tentang jadwal tanding lo sama antar club mana maupun sekolah mana!” Ucapnya dengan kebenaran yang terjadi.
Kira-kira 20 menitan akhirnya Shinta pun sampai terlebih dahulu ke rumahnya dengan berjalan kaki sambil mengobrol pada Tian “Udah ya, An… gue masuk dulu.. hati-hati lo di jalan, jangan sampai ceroboh masa kapten tim ceroboh” oloknya. Shinta pun langsung ke kamar dan pergi SMS kepada Ayu dengan apa yang ia tadi omongin dengan Tian, dan ternyata apa yang terjadi? Ayu pun ternyata selama 2 minggu ini sudah sahabatan dengannya secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan Shinta.
Dan selang waktu yang lama kira-kira persahabatan selama 1 bulan, akhirnya Ayu jadian juga sama sahabat tersayangnya yaitu Tian. Hubungan itu menjadi erat, sampai-sampai Shinta pun iri dengan hubungan itu. Dia sangat iri, karena kenapa cowok yang lagi bersamanya tidak seromantis dan sebaik dia. Dan yang membuatnya tambah iri yaitu, pada saat timnya tanding, Ayu pun ikut serta dalam penonton untuk memberi semangat untuk Tian. Saat istirihat atau tunggu ronde selanjutnya, Ayu pun mengusap keringat yang ada padanya dan memberi kan sebotol minuman air dengan cara yang sangat romantis yaitu saling menatap antar satu sama lain. Selang yang lama hingga tinggal satu bulan lagi “1 Anniversarry Tian dan Ayu”.
Percakapan yang Shinta tau pada saat Tian dan Ayu:
“Eh Yu, tinggal sebulan lagi kita sudah menuju satu tahun Anniversary kita atau hari jadi kita. Kita mau dirayakan di mana nih?” ucap Tian. “Emm, mungkin di taman kali ya An, ya udah deh nanti kita SMSan, ketemuan di mana dan jam berapa, yang penting sepulang sekolah aja ya!” ucap singkat Ayu.
Setelah beberapa waktu keesokan harinya adalah hari jadi satu tahunnya Ayu dan Tiar. Shinta pun mengingatkan pada Ayu bahwa besok adalah hari jadinya. Akhirnya Ayu pun segera mengambil handphonenya dan SMS pada Tiar yang berisi:
“Tiar sayang, besok kita ketemu di Taman aja pada jam 3 sore aja deh, ditunggu ya!” isinya dan Tiar pun membalasnya “Biar ya sayang gue yang jemput lo di rumah, ditunggu ya sayang!”.
Keesokan haripun telah tiba. Pada saat di sekolah Shinta menunggu Ayu untuk mengucapkan selamat kepadanya, entah apa yang dia bicarakan dengan ngaco. Tiga menit kemudian, Ayu pun datang dan Shinta pun teriak “Selamat Yu, semoga langgeng ya sama dia, semoga nggak pernah tengkar, aminn…!!” ujarnya dengan teriakan yang menggelegar. “Oke sama-sama, Shin.. makasih ya!! Eh gue pamitan yah, gue lagipula udah mau pindah dari sini!” ucap Ayu dengan nada yang halus. “Lho mau ke mana Shin?” tanyanya bingung. “Entar aja lihat sendiri!” ucapnya singkat.
Shinta pun merasa khawatir dengan kata-kata yang diucapkan Ayu tadi. Ia pun selalu bertanya-bertanya dalam hatinya. “Kenapa, apa jangan-jangan… ah ngaco lo Shin?” hati kecilnya pun bicara, tapi ya sudahlah ia tetep berdoa semoga apa yang ia pikirkan tidak terjadi pada dua sahabatnya itu.
Sore hari telah tiba Ayu pun menunggu Tiar yang akan menjeputnya. Sedangkan ia tetap bedoa dan berdoa semoga tidak ada apa-apa yang akan terjadi nanti. Beberapa menit, akhirnya Tiar menjeputnya, yang anehnya lagi pada saat Shinta melihat mereka berdua memakai pakaian yang telah ia berikan padanya, nggak aneh sih memang untuk satu tahun nya mereka. “Ih sama-sama pake baju yang gue belikan untuk kalian, ternyata couple juga ya!” ujarnya seneng. “Ya dong, kan gue makenya cuma satu kali ini, harus di pake dong, jangan dibuang-buang mubadzir kali” mereka pun menjawab pertanyaan dengan serempak. “Ih ngapain nih anak berdua serempak, kok jadi nggak enak ya perasaanku!” ucap Shinta dalam hati kecilnya. “Ya udah ya kita mau berangkat dulu, bye… bye” ucapnya secara bersama-sama.
Beberapa selang waktu, Shinta kaget karena mereka mendapatkan telpon dari rumah sakit, bahwa Tiar dan Ayu baru saja kecelakaan dengan dua truk. Shinta pun kaget, dan apa yang terjadi Shinta langsung cepat-cepat pergi ke Rumah Sakit untuk mlihat dua sahabatnya itu. Akhirnya apa yang ia pikirkan ini menjadi kenyataan, pada sesampainya di RS ternyata dua sahabatnya itu sudah tidak tertolong karena sudah banyak darah yang keluar dari mereka berdua. Ia pun menangis kencang serta ikhlas kehilangan kedua sahabatnya. “Kenapa ini terjadi pada gue ya allah, mereka sahabat gue yang saling menjalin hubungannya, apakah ini yang dinamakan cinta sejati sampai mati, dan juga dinamakan cinta mereka berakhir dengan ketabrakan yang tragis” tangisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar